Lokasi Nabi Musa Membelah Laut Merah

Lokasi Nabi Musa Membelah Laut Merah

Kisah Nabis AS Mendapatkan Wahyu

Istrinya pun disuruh untuk tetap tinggal di tempatnya dan ia pergi ke api tersebut. Saat mendekati api, Nabi Musa AS melihat bahwa api itu berasal dari pohon hijau tetapi tidak ada seorang pun yang hadir. Nabi Musa AS memperhatikan sekitarnya dengan terheran dan tiba-tiba mendengar sebuah suara yang mengatakan, “Wahai Musa, aku adalah Tuhanmu!”. Suara itu juga menyuruhnya untuk melempar tongkatnya ke tanah. Setelah Nabi Musa AS melemparnya, tiba-tiba saja tongkatnya berubah menjadi ular dan membuatnya ketakutan. Musa AS kemudian diperintahkan untuk mengangkat ular itu tanpa rasa takut dan ketika dia melakukannya, ular itu berubah kembali menjadi tongkat.

Kemudian tangan Nabi Musa AS diminta untuk diletakkan di bawah ketiaknya. Ketika dia menariknya lagi, tangannya bersinar dengan cahaya terang, seperti matahari. Suara Ilahi berkata kepadanya, “Wahai Musa! Ini adalah dua Tanda Kebesaran Tuhanmu. Kembalilah kepada Fir'aun dan kaumnya dan ajaklah mereka menghadap Tuhanmu!"

Kisah Nabi Musa AS Lahir

Musa AS lahir pada masa Fir'aun yang dalam sejarah merupakan masa paling bermuatan politik. Fir'aun merupakan salah satu kekuatan dominan di negeri tersebut. Bahkan ia menyebut dirinya sebagai dewa karena sangat kuat dan tidak ada yang bisa melawannya. Fir’aun membagi-baikan golongan kelas, membagi orang-orang ke dalam kelompok dan suku.

Orang-orang Yahudi, anak-anak Israel, ditempatkan pada tingkat terendah dari masyarakat Mesir. Mereka adalah budak dan pelayan. Keluarga Musa AS sendiri termasuk dari anak-anak Israel tersebut.

Kisah Nabi Musa AS Menjadi Anak Angkat Fir’aun

Keranjang yang berisi bayi Nabi Musa AS di sungai Nil hanyut menuju istana Fir'aun, setelah ditemukan oleh anak buah Fir’aun, Musa AS dibawa kepadanya. Musa AS sempat ingin langsung dibunuh oleh Fir’aun karena mencurigai kemungkinan itu adalah anak dari Bani Israel, namun istrinya Asiya, yang merupakan seorang wanita saleh menahannya untuk membunuh Musa AS.

Istrinya tersebut akhirnya meminta untuk mengadopsi anak tersebut dan Fir’aun pun menyetujuinya. Asiya kemudian berusaha untuk memberi makan Musa AS yang terus-terusan menangis dengan memanggil beberapa wanita yang akan membantunya. Namun semua susu dari wanita yang mencoba menyusuinya ditolak oleh bayi tersebut. Karena hal itulah Allah SWT ibu Musa AS dipertemukan kembali dengan anaknya di istana Fir’aun yang dimana adalah musuh terbesar dari anaknya.

Kisah Nabi Musa AS Dihanyutkan ke Sungai Nil

Saat ia mendengar prajurit Fir’aun mendekat ke rumahnya, Musa AS dibawa keluar dengan keranjangnya dan dihanyutkan ke Sungai Nil yang berada di belakang rumahnya. Dalam Alquran disebutkan dalam kata-kata ini: “Maka Kami kirimkan ilham ini kepada ibu Musa: “Susulah (anakmu), tetapi jika kamu khawatir tentang dia, buang dia ke dalam sungai, tetapi jangan takut atau bersedih hati: karena Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan Kami akan menjadikannya salah satu dari utusan Kami.” (Alquran, 28:7)

Kisah Nabi AS Saat Menjadi Ancaman bagi Fir’aun

Beberapa saat sebelum Nabi Musa AS lahir, Fir'aun diberitahu bahwa seorang anak laki-laki dari Bani Israel akan segera lahir dan menghancurkan kerajaan Fir'aun Mendengar hal itu, raja yang kejam tersebut memerintahkan prajuritnya agar setiap anak laki-laki yang lahir dari Bani Israel harus dibunuh. Rumah-rumah Bani Israel pun digeledah oleh prajurit Fir’aun dengan berkala sebagai perintah. Namun rencana ternyata telah disiapkan oleh ibu Musa AS untuknya.

Apakah menabrak kucing benar bikin sial atau hanya mitos belaka?

Selain bisa berubah menjadi ular, tongkat Nabi Musa juga dapat membelah lautan. Tentu atas kehendak Allah SWT. Mukjizat Nabi Musa ini terjadi saat dikejar oleh pasukan Firaun.

Nabi Musa mendapat perintah dari Allah SWT untuk keluar meninggalkan Mesir bersama Bani Israil. Mendengar kabar tersebut, Fir’aun kemudian mengutus orang-orang di daerah kekuasaannya yang bertugas untuk mengumpulkan prajurit-prajuritnya.

Saat itu, rombongan Nabi Musa sangat kecil dibandingkan dengan balatentara Firaun. Setelah pengejaran, Fir’aun dan bala tentaranya akhirnya dapat menyusul rombongan Musa pada waktu matahari terbit.

Pengikut-pengikut Nabi Musa mulai takut dan gusar. Namun, mereka ditenangkan oleh Nabi Musa bahwasanya Allah SWT bersama Nabi Musa dan ia telah mendapat petunjuk dari-Nya.

Allah SWT lantas memberi wahyu kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Nabi Musa pun segera memukulkan tongkat yang dibawanya ke lautan.

Seketika laut pecah terbelah menjadi 12 bagian. Tiap bagiannya seperti gunung yang besar, kanan-kirinya menjadi jalan yang bisa dilewati serta tidak basah. Kemudian Allah menyelamatkan Nabi Musa beserta kaumnya keluar melintasi laut.

Setelah pengikut Nabi Musa paling akhir melintas keluar dari laut, barulah barisan awal pasukan Firaun memasuki laut. Fir’aun dan pasukannya segera memasuki belahan laut Merah itu, ketika seluruh pasukannya telah masuk dan berada di tengah-tengah lautan, Allah segera memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya kembali ke laut sehingga laut yang terbelah segera kembali seperti sedia kala.

Dengan demikian, tak ada seorang pun dari rombongan Firaun dapat menyelamatkan diri. Mereka hancur binasa ditelan lautan beserta kesombongan dan kekafiran mereka.

Allah berfirman, “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS Asy-Syu’ara: 65-67).

Itulah kisah mukjizat tongkat Nabi Musa saat melawan Firaun. Wallahu’alam.

Bisnis.com, JAKARTA - Laut Merah dihubungkan dengan Laut Tengah melalui Terusan Suez untuk menjadi jalan alternatif logistik terceoat ke Eropa ke Asia. Berikut sejarah laut merah selengkapnya serta kisah Nabi Musa dengan laut merah.

Sebagai jalur logistik, Terusan Suez dan Laut Merah selalu dilewati banyak kapal-kapal logistik dari berbagai negara untuk mengirim barang.

Jalur ini pun tak luput dari berbagai konflik karena Laut Merah menjadi pembatas antara negara semenandung Arab dan Afrika. Secara geografis, Laut Merah terletak di negara Mesir, Sudan, Arab Saudi, Yaman, Yordania, Eritrea, dan Palestina.

Laut Merah juga seringkali disebut dengan Laut Teberau. Dirangkum dari laman Britannica, Laut Merah membentang sekitar 1.930 kilometer ke arah Tenggara dari terusan Suez, Mesir hingga Selat Bab el-Mandeb yang menghubungkan dengan Teluk Aden dan kemudian dengan Laut Arab.

Laut Merah selalu menampakkan perubahan warna yang disebabkan karena alga Trichodesmium erythraeum yang melimpah. Apabila alga ini mati, maka air laut ikut berubah menjadi coklat kemerahan.

Nabi Musa AS dikenal dengan salah satu mukjizatnya, yaitu bisa membelah lautan. Hal itu dilakukan saat ia berusaha menghindari kejaran Firaun dan tentaranya.

Hal ini menarik perhatian para peneliti. Mereka meneliti bagaimana cara Nabi Musa AS membelah lautan.

Dikutip dari detikInet, berdasarkan studi yang dilakukan National Center for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado di Boulder, pemodelan komputer menunjukkan bahwa kombinasi angin timur yang kuat dan gelombang dapat menciptakan jembatan tanah kering.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Carl Drews dari NCAR, penulis utama studi tersebut, menyatakan bahwa simulasi komputer menunjukkan bahwa angin timur yang bertiup semalaman dapat mendorong air di pantai utara Mesir, membuka daratan lumpur yang memungkinkan orang-orang untuk berjalan melintas sebelum air kembali menutup.

Penelitian ini menggunakan data geografi kuno untuk merekonstruksi kemungkinan lokasi dan kedalaman saluran air delta Nil, menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 101 km per jam dapat menciptakan jembatan darat yang tinggi dan kering dalam waktu empat jam.

"Laut yang membelah bisa dimengerti melalui pergerakan air yang dinamis. Kekuatan angin menggerakkan air sesuai dengan hukum fisika, menciptakan areal yang aman dilewati dengan air di kedua sisi. Kemudian air kembali lagi ke tempatnya semula," ujar Drews.

Penelitian lain juga mengeksplorasi kemungkinan bahwa tsunami bisa menyebabkan Laut Merah mundur dan maju, namun hal ini tidak sesuai dengan deskripsi dalam kitab suci yang menyebutkan laut terbelah secara bertahap dalam semalam.

Mereka turut mengeluarkan hipotesis lokasi terjadinya mukjizat Nabi Musa AS yang membelah Laut Merah. Menurut periset, mukjizat mungkin terjadi di bagian Laut Merah yang terletak di utara Mesir. Wilayah tersebut kini dekat dengan Port Said, sebuah kota yang terletak di Mesir utara dan ujung Terusan Suez.

Sementara itu, sekelompok ilmuwan dari University of Leicester, Inggris menyebut peristiwa terbelahnya Laut Merah terjadi karena empat kondisi alam saat itu. Keempat kejadian alam itu meliputi gelombang negatif, angin timur, gelombang pasang surut, dan gelombang Rossby.

Kombinasi keempat faktor tersebut berjalan dengan sempurna yang berimbas terbelahnya laut sehingga Nabi Musa dan pengikutnya dapat menyeberangi lautan tanpa basah terkena air laut.

Hasil analisis peneliti menyebut fenomena meteorologi menjadi pemicu terjadinya keempat kondisi yang berujung pada fenomena ekstrem. Di mana angin yang sangat kuat bertiup terus-menerus sehingga bisa menurunkan permukaan air di suatu area sekaligus.

Tiupan kencang tersebut membuat air menumpuk melawan angin. Lalu terbelahlah laut sehingga Nabi Musa dan pengikutnya dapat menyeberangi lautan tanpa basah terkena air laut.

"Kondisi itu telah banyak didokumentasikan, termasuk di delta Sungai Nil pada abad ke-19 ketika angin kencang mendorong air setinggi sekitar lima kaki dan membuka sebuah lahan kering," kata Rebekah Garratt dan Rikesh Kunverji, para peneliti dalam laporannya bertajuk "How did God part the Red Sea?"

Meskipun penelitian tentang memberikan wawasan ilmiah, banyak yang tetap memandang peristiwa membelahnya Laut Merah sebagai mukjizat yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan, menekankan kepercayaan bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi di balik peristiwa tersebut.

Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Ilmuwan Ungkap Cara Nabi Musa Belah Laut Merah Saat Dikejar Firaun

VIVA Edukasi – Kisah Nabi Musa AS menjadi salah satu dari 25 kisah nabi yang memiliki banyak hikmah dan menjadi tauladan bagi umat muslim. Nabi Musa AS merupakan nabi yang namanya paling sering disebutkan dalam Alquran. Nabi Musa lahir pada zaman Fir'aun. Musa AS dicintai dan dihormati dalam agama Islam karena menjadi nabi sekaligus rasul. Umat muslim percaya pada semua Rasul Allah SWT dan Kitab Suci yang diturunkan kepada mereka. Dalam Alquran, Kisah Nabi Musa AS disebutkan dalam beberapa bagian.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa utusan Allah SWT diutus untuk menyampaikan pesan Allah SWT kepada para umatnya di dunia ini. Nabi Musa AS juga diutus kepada orang-orang Israel untuk membuat mereka menyembah Allah SWT dan diberikan kitab Taurat. Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya, Kami telah menurunkan Taurat kepada Musa di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, yang dengannya para nabi, yang menyerahkan diri mereka kepada Kehendak Allah, menghakimi orang-orang Yahudi. Dan para rabi dan para imam juga menghakimi orang-orang Yahudi dengan Taurat karena kepada mereka dipercayakan perlindungan Kitab Allah, dan mereka menjadi saksinya.” (Alquran, 5:44)

Allah SWT mengatakan bahwa kisah Nabi Musa AS dan Firaun dalam Alquran adalah kebenaran. Ini adalah kisah konspirasi politik dan penindasan yang tidak mengenal batas. Dalam Alquran disebutkan,

“Kami membacakan kepadamu sebagian dari berita Musa dan Firaun dengan benar, untuk orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Fir'aun meninggikan dirinya di bumi dan membuat orang-orangnya sekte, melemahkan (menindas) sekelompok (yaitu Bani Israel) di antara mereka; membunuh anak laki-laki mereka dan membiarkan perempuan mereka hidup. Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melakukan dosa besar dan kejahatan, penindas, tiran.” (Alquran, 28:3-4)

Setelah ini akan dijelaskan kisah Nabi Musa AS secara rinci dari awal kelahiran-Nya hingga bagaimana Musa AS dibesarkan di rumah Fir'aun dan peristiwa-peristiwa lain yang terjadi dalam hidup-Nya.

Konflik di Laut Merah

Terbaru, Laut Merah dipenuhi dengan konflik dan dinyatakan tidak aman karena terjadi baku tembak antara kelompok Houthi Yaman dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Houthi yang mendapat serangan dari AS dan Inggris kemudian mulai melancarkan serangan terhadap kapal-kapal asing. Kelompok ini juga menyerukan akan melakukan penyerangan terhadap mereka yang pro-Israel, sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina.

Penyerangan terhadap kapal kargo tersebut pun dilakukan Houthi untuk meningkatkan biaya ekonomi bagi negara Yahudi agar pembantaian di Gaza berhenti. Sayangnya konflik yang terjadi menyebabkan pengiriman bahan baku hingga rantai pasok pun terganggu akibat konflik yang terjadi di Laut Merah.

Terbaru pihak Houthi mengaku akan bersikap lebih lunak dan menjanjikan keamanan bagi kapal milik China dan Rusia.

Laut Merah menjadi salah satu perairan besar yang penting dalam perdagangan maritim Mesir pada 2000-an SM. Kemudian pada 600 SM, bangsa Fenisia menjelajahi pantai Laut Merah dalam penjelajahan keliling Afrika.

Mereka disebut menggali kanal-kanal dangkal antara Sungai Nil dan Laut Merah.

Dalam sejarahnya pada 800 M, Khalifah Harun al-Rashid mengusulkan untuk membuat terusan yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah. Namun terusan ini baru terlaksana pembangunannya di masa pemerintahan diplomat Perancis Ferdinand de Lesseps pada 1869.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Belanja di App banyak untungnya:

Ilustrasi Nabi Musa saat membelah laut merah

Orang-orang Bani Israel pun dikumpulkan oleh Musa AS untuk berangkat ke Palestina. Fir'aun yang mengetahui pelarian itu langsung bergegas untuk menyusul mereka dengan membawa pasukan besar. Ketika Musa AS sudah sampai di Laut Merah bersama dengan orang-orang Bani Israel, terlihat Fir’aun menuju ke arah mereka dan mereka yakin bahwa akan dibunuh. Namun, Nabi Musa AS memukul air laut dengan tongkatnya dan air terbelah, membuat jalan yang kering. Orang-orang menyeberang dengan aman. Ketika Fir'aun melihat jalan itu, dia memasuki laut dengan memimpin pasukannya. Namun saat Fir;aun sudah berada di tengah-tengah laut, air yang terbuka tiba-tiba kembali menutup Fir;aun dan pasukannya. Fir'aun pun tenggelam bersama dengan pasukannya dan meninggal.

Iulah kisah Nabi Musa AS yang menjadi tauladan bagi umas muslim yang ada di seluruh dunia. Kisah tersebut memperlihatkan perjuangan Nabi Musa AS dalam menyebarkan ajaran agama dari Allah SWT dan membuktikan kebesaran serta kekuasaan dari Allah SWT.

Ilustrasi Nabi Yusuf.

Nabi Musa AS dibesarkan di rumah Fir'aun dan terbiasa dengan urusan negara. Ketika beranjak usia dewasa, sekali terlibat dalam perkelahian antara orang Israel dan orang Mesir, Musa AS mengakibatkan pembunuhan secara sembrono. Kemudian Nabi Musa AS pergi ke Madyan tempat di mana ia menikahi Safura putri Nabi Shuaib AS. Setelah tinggal beberapa waktu di Madyan, dia pergi untuk kembali ke Mesir. Dalam perjalanannya ke Mesir di malam dengan cuaca dingin yang parah, Nabi Musa AS dan istrinya melihat ada api di kejauhan saat tersesat.

Anda mungkin ingin melihat