Foto hitam putih. Foto hitam putih ibu dan putri bahagia. — Stok Gambar
Suara sanggahan muncul ketika foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) disandingkan dengan Presiden ke-2 RI Soeharto dengan disertakan narasi kesamaan pemerintahan antara keduanya. Mereka yang menyanggah tidak setuju dengan hal itu. Siapa saja mereka?
Untuk diketahui, foto Jokowi dan Soeharto sejajar mengenakan jas dan peci warna hitam diunggah di akun Instagram YLBHI. YLBHI menyebut foto tersebut dibuat oleh koalisi masyarakat sipil.
"Itu buatan koalisi masyarakat sipil yang tergabung dalam Fraksi Rakyat Indonesia, ada banyak member-nya," kata Ketua YLBHI M Isnur kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akun Instagram Fraksi Rakyat Indonesia juga memposting foto Jokowi sejajar dengan Soeharto. Akun YLBHI dan Fraksi Rakyat Indonesia sama-sama memberikan keterangan pemerintahan Jokowi serupa dengan Orde Baru atau Orba.
Berikut 10 poin kesamaan pemerintahan Jokowi dan Orba versi Fraksi Rakyat Indonesia:
1. Mengutamakan pembangunan fisik dan serba "dari atas" ke "bawah" untuk kejar target politik minus demokrasi.2. Pembangunan bernuansa koruptif dan nepotis3. Tidak ada perencanaan resiko untuk masyarakat yang terdampak pembangunan sehingga menciptakan kemiskinan (pemiskinan) struktural4. Pembangunan tidak berizin atau dengan izin yang bermasalah5. Legal (UU dan Kebijakan) namun tanpa legitimasi suara rakyat.6. Melayani kehendak kekuasaan dan elite oligarki dengan cara perampasan & perusakan lingkungan.7. Menstigma rakyat yang melawan perampasan hak dengan melawan pembangunan, komunis, radikal, anarko8. Menangkap, mengkriminalisasi bahkan tak segan menembaki rakyat yang mempertahankan hak hingga terbunuh9. Pendamping & warga yang bersolidaritas dihalangi bahkan ditangkap10. Mengontrol narasi, informasi termasuk membelokkan fakta.
PDIP Sebut Ada Kesamaan dan Perbedaan
Senior PDIP Hendrawan Supratikno menyebut ada persamaan serta perbedaan pemerintahan Jokowi dan Soeharto. Persamaan terletak pada ekonomi, sementara perbedaan terletak pada politik.
"Meski ada kesamaannya, tetap lebih banyak perbedaannya. Di zaman Soeharto, pakem yang dijalankan, liberalisme ekonomi digenjot, liberalisme politik dikendalikan. Jadi muncul pemerintahan yang otoriter. Ada defisit demokrasi," sebut Hendrawan.
"Sekarang, liberalisme ekonomi dan politik berjalan bareng. Di tengah-tengah liberalisasi, disrupsi teknologi dan globalisasi, Jokowi berusaha mengorkestrasi peran negara untuk terus hadir sebagaimana ada dalam konsideran Nawacita," tegasnya.
Anggota Komisi XI DPR RI ini mengulas juga soal adanya penilaian era saat ini demokrasi Indonesia sudah bablas. Jokowi, kata Hendrawan, mengoreksi kondisi tersebut.
"Di era reformasi, ada yang bahkan berpandangan, demokrasi kita sudah kebablasan. Orang bebas berekspresi apa saja, termasuk yang mendasarkan gerakannya pada ideologi di luar Pancasila. Pemerintahan Jokowi berusaha melakukan koreksi, sebelum terlambat dan kita terancam disintegrasi," ucapnya.
Lihat juga video 'Jokowi Targetkan Konservasi Laut 32,5 Juta Hektare pada 2030':
[Gambas:Video 20detik]
Simak selengkapnya di halaman berikut
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunggah foto makan malam bersama dengan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto, di akun Instagramnya pada Selasa (8/10) malam.
Jokowi mengatakan makan malam tersebut merupakan momen diskusi santai dengan sang penerusnya yang akan dilantik menggantikan dirinya pada 20 Oktober nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diskusi santai sambil santap malam bersama Presiden Terpilih Pak @prabowo. Tidak terasa dua jam lebih," bunyi caption unggahan Jokowi tersebut.
Foto itu memperlihatkan Jokowi, yang mengenakan kemeja panjang putih yang khas duduk berhadapan di sebuah meja persegi panjang dengan Prabowo yang memakai pakaian safarinya berwarna krem.
Pihak Istana Negara RI mengatakan makan malam bersama itu digelar di Restoran Plataran di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Selasa malam.
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Jokowi dan Prabowo membicarakan berbagai hal dalam sesi makan malam private di Jakarta, Selasa (8/10).
Presiden Jokowi, menurutnya, selalu menjalin komunikasi yang erat dan intens dengan Prabowo di setiap kesempatan, baik dalam forum-forum formal maupun pertemuan informal seperti makan malam ini.
Hal itu, kata Ari, dilakukan guna memastikan transisi pemerintahan yang mulus dan lancar.
"Kebersamaan antar-dua pemimpin bangsa ini sangat diperlukan untuk memastikan proses transisi pemerintahan berjalan dengan baik dan lancar," ujar Ari seperti dikutip Antara.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan makan malam Jokowi dengan Prabowo ini diselenggarakan secara private atau tidak melibatkan pihak lain.
Momen makan malam bersama ini berlangsung menjelang pelantikan Prabowo dan anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang di Senayan.
Makan malam ini juga berlangsung kala rumor hubungan Prabowo dan Gibran merenggang menyusul kemunculan isu akun Fufufafa di Kaskus yang isinya pernah mengolok-olok Prabowo.