Perhatikan Kurs dan Biaya-Biaya
Sebelum berinvestasi valas, kamu juga perlu mengetahui biaya-biaya yang ada saat berinvestasi. Salah satunya adalah kurs atau harga jual beli. Banyak orang yang bingung membedakan antara harga jual dan beli. Jika kamu pergi ke bank atau money changer, kamu akan menemui daftar harga seperti berikut:
Cara membaca tabel di atas adalah mulai dengan membaca dari sisi bank atau money changer. Contoh harga beli artinya harga bank membeli USD (artinya bank mau membeli USD yang kamu miliki dengan harga Rp13.265/dollar). Sebaliknya Harga jual artinya bank mau menjual USD di harga tersebut (artinya kamu dapat membeli USD dengan harga Rp13.295 per dollar).
Istilah Penting Dalam Dunia Saham
Untuk para investor baru, terutama yang ingin terjun di dunia saham pasti akan menemukan banyak sekali istilah-istilah yang bisa membingungkan, salah satu yang sering ditemui adalah lot. Tapi tak perlu ditakuti, karena semua istilah itu bisa kamu pelajari asal konsisten. Maka dari itu, mari kita bahas bersama-sama istilah-istilah dalam dunia investasi agar kamu lebih paham dan yakin untuk investasimu.
‘Lot’ adalah satuan resmi yang dipakai dalam kegiatan jual atau beli saham sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia. Sama halnya dengan istilah satuan yang digunakan dalam menentukan suhu seperti ‘celcius’ dan jarak menggunakan ‘meter’.
Aturan di Indonesia, jika kamu ingin melakukan transaksi saham, maka harus membeli atau menjual suatu saham perusahaan minimal 1 lot. Begitu pula dalam forex, jumlah unit dalam satu lot standar bernilai 100.000 unit mata uang. Misalnya, mata uang yang digunakan dalam bertransaksi adalah Dolar AS, maka 1 lot itu nominalnya sebesar 100.000 USD. Selain itu ada juga yang dinamakan lot mini, lot makro, serta lot nano. Masing-masing jumlah unitnya pun berbeda-beda.
Jika diatas adalah satuan mata uang, maka berdasarkan aturan BEI dalam pasar saham 1 lot = 100 lembar saham. Aturan ini sudah dirubah sejak 6 Januari 2014 silam, dimana sebelumnya BEI menentukan bahwa 1 lot saham sebanyak 500 lembar saham. Misalnya, harga saham di PT Mayora Indah Tbk (MYOR) adalah 2.600, maka modal yang kamu butuhkan untuk membeli saham Mayora sebesar Rp260.000.
Jika kamu ingin terjun ke dunia trading, besaran lot sangat perlu untuk diperhatikan saat belajar forex. Alasannya sebagai berikut:
Selain lot, adapula istilah lain di Bursa Efek Indonesia yang dikenal dengan sebutan odd lot. Lalu odd lot itu apa? Odd berarti ganjil. Maka, dengan kata lain odd lot bisa dibilang lot aneh. Kenapa demikian?
Odd lot bisa diartikan lot yang nilainya tidak genap 1 lot, atapun tidak genap berjumlah 100 lembar saham. Lot sendiri merupakan kelipatan 100. Jadi, jika kamu punya 150 lembar saham, maka itulah yang disebut odd lot. Ko bisa odd lot terjadi di pasar saham? Kan aturan BEI 1 lot = 100 lembar?
Memang betul, akan tetapi terjadi odd lot karena aksi korporasi oleh perusahaan-perusahaan supaya kepemilikan saham bertambah. Contohnya, aksi korporasi berupa saham bonus atau right issue. Masih belum jelas?
Begini, misalnhya PT X melakukan right issue dengan nilai rasionya 955 saham lama akan menerima 122 saham yang baru. Jika kamu memiliki 10 lot alias 1.000 lembar saham, maka saham baru yang kamu dapat sebanyak 128 lembar. Dengan perhitungan (1.000 : 955) x 122. Jadi, saham yang kamu pegang berjumlah 100 lembar plus 28. Karena secara aturan 1 lot = 100 lembar, maka yang 28 lembar saham inilah disebut sebagai odd lot.
Sayangnya, saham odd lot ini tidak bisa dijual begitu saja di pasar reguler karena terbentur aturan BEI 1 lot harus genap 100. Bagi kamu yang memiliki odd lot bisa menjualnya ke pasar non reguler atau pasar negosiasi dengan melalui broker.
Sesuai namanya Buy & Sell yaitu menjual dan membeli. Buy adalah investor menggelontorkan dana untuk membeli instrumen investasi yang mereka inginkan. Sedangkan Sell yaitu investor menjual instrumen investasi yang mereka miliki.
Return atau imbal hasil yaitu keuntungan yang didapatkan investor pada saat menanamkan modal. Return sendiri baru dapat dinikmati oleh investor saat investor melakukan penarikan dana dari instrumen yang mereka jual.
Dalam dunia investasi ada istilah “don’t put your eggs in one basket” (jangan menaruh telur yang kamu miliki dalam satu keranjang). Maksudnya adalah hindari untuk menggelontorkan seluruh dana yang kamu miliki ke satu instrumen efek.
Tujuannya adalah jika salah satu instrumen yang kamu miliki anjlok, maka masih ada instrumen lain yang dapat memberikan keuntungan. Itulah yang disebut dengan diversifikasi investasi.
Take profit adalah batasan harga atau keuntungan yang akan didapat investor. Take profit terjadi ketika investor mengambil order terkena batasan tersebut maka posisi akan tertutup otomatis dan mendapatkan profit.
Cut loss yaitu ketika investor menjual saham pada harga yang lebih rendah daripada harga belinya, sehingga investor mengalami kerugian.
Saham blue chip merupakan jenis saham yang masuk kategori saham unggulan. Artinya, saham yang masuk dalam kategori ini adalah saham dengan angka kapitalisasi pasar yang besar di atas Rp 40 triliun.
Pengertian T+2 dalam Saham dan Contohnya
T+2 adalah kependekan dari “trade date plus 2 days (hari perdagangan ditambah 2 hari)”. Peraturan bursa mengharuskan penyerahan efek oleh pihak penjual dan penyerahan dana oleh pihak pembeli diselesaikan dua hari kerja setelah transaksi jual atau beli terjadi di bursa. Lengkapnya, istilah ini dikenal sebagai “proses transaksi T+2” atau “siklus penyelesaian bursa T+2” di Indonesia.
Untuk memahami proses transaksi saham, pertama-tama kamu harus mencermati bahwa jual/beli saham tidak dilakukan secara tatap muka antara pembeli dan penjual. Penjual dan pembeli tidak langsung bertukar saham dan uang seperti proses jual/beli di supermarket. Transaksi jual/beli saham dilaksanakan secara elektronik melalui perantaraan beberapa pihak, termasuk perusahaan sekuritas sebagai Anggota Bursa, Bursa Efek Indonesia (IDX), KPEI dan KSEI; sedangkan dana nasabah disimpan dalam rekening khusus di bank kustodian.
Setelah pendaftaran rekening efek seorang investor disetujui oleh perusahaan sekuritas, ia akan menerima nomor rekening dana nasabah (RDN) atau rekening dana investasi (RDI). Ia perlu menyetorkan modal awal investasi ke dalam rekening tersebut terlebih dahulu agar dapat membeli saham. Tapi ketika ia membeli saham, maka dana yang dibutuhkan untuk pembelian itu tidak akan langsung dikurangkan dari saldo RDN.
Umpamanya ia membeli saham Bank Jatim (BJTM) senilai total Rp1 juta hari ini, maka dana sebesar itu akan di-hold dulu oleh perusahaan sekuritas. Dana sebesar Rp1 juta baru akan diambil dari saldo RDN untuk diserahkan kepada penjual dalam tempo dua hari ke depan. Saham BJTM juga baru akan dicatat sebagai milik sang investor di KSEI dalam dua hari ke depan.
Contoh yang lebih jelas dapat dilihat pada transaksi penjualan. Umpama kelak sang investor butuh uang dan ia harus menjual kembali saham BJTM tersebut senilai Rp1,2 juta, maka dana tersebut tidak akan langsung masuk ke saldo RDN. Ia harus menunggu hingga dua hari ke depan agar dana masuk ke dalam RDN dan dapat ditarik dari rekening.
Hari pertama dari periode T+2 dimulai pada hari kerja berikutnya setelah hari transaksi. Contohnya sang investor mengirim order jual saham BJTM pada perdagangan bursa sesi kedua hari Jumat. Hari Sabtu dan Minggu bukanlah hari kerja, sehingga hitungan T+2 baru akan dimulai pada hari Senin. Dana hasil penjualan saham BJTM itu baru akan masuk ke RDN investor pada hari Selasa.
Kondisi Ekonomi Makro
Kondisi ekonomi suatu negara, termasuk pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan stabilitas politik, memainkan peran penting dalam menentukan nilai mata uangnya. Negara dengan kondisi ekonomi yang kuat cenderung memiliki mata uang yang lebih stabil.
Tahu analisis teknikal
Analisis teknikal ini harus kamu kuasai bahkan sebelum memutuskan masuk ke dunia trading saham. Analisis teknikal bisa membuatmu tahu kapan waktu yanh tepat untuk membeli dan menjual saham. Cara mempelajarinya kamu perlu membaca buku tentang analisis teknikal dan mengikuti seminar atau workshop trading saham.
Investasi saham (jangka panjang)
Investasi jangka panjang punya strategi yang berbeda dengan trading saham. Praktiknya saja berbeda. Ketika kamu memulai investasi saham jangka panjang, kamu mendiamkan modalmu itu di sebuah perusahaan dalam kurun waktu lebih dari setahun.
Untuk mendapatkan keuntungan kamu perlu menjual saham tersebut ketika harganya naik. Jadi, di sini kamu menunggu momen yang pas. Inilah strategi yang diperlukan.
Tidak fokus di satu titik
Balik modal memang penting, namun hindari itu sebagai titik fokus. Karena yang paling penting adalah bagaimana kamu bisa fokus pada strategi investasi yang dijalankan secara berkelanjutan. Karena, jika kamu investasi pada instrumen yang tepat, keuntungan akan datang sendirinya. Jadi, mulailah berpikir mendapatkan keuntungan secara berkelanjutan daripada keuntungan besar dalam satu tangkisan.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui untuk terjun ke dunia investasi. Nah, sekarang, kamu bisa mulai masuk ke dalamnya dengan mudah melalui aplikasi Ajaib!
Dengan Ajaib, kamu bisa memulai investasi dengan mudah, dari mana saja dan kapan saja secara online. Di Ajaib, kamu bisa memilih investasi reksa dana atau saham, sehingga dengan mudah kamu melakukan diversifikasi yang membantu kamu mengurangi risiko investasi di masa depan.
Melalui Ajaib juga kamu bisa memulai investasi dengan modal yang minim, yaitu Rp10 ribu untuk reksa dana atau Rp100 ribu untuk saham. Mudah bukan? Jadi tunggu apalagi? Mulai investasi kamu sekarang juga di Ajaib dan dapatkan kebebasan finansial di masa depan dengan return atau profit yang kamu hasilkan!
Ajaib.co.id – Memilih investasi saham BRI yang terdaftar dengan emiten kode saham BBRI merupakan salah satu pilihan saham yang disarankan bagi investor pemula. Mengapa? Sebab, saham ini termasuk ke dalam kategori blue chip dan bersanding dengan emiten-emiten kelas kakap lainnya, seperti BBCA, UNVR, TLKM, dan lain-lain.
Salah satu kelebihan jika kamu membeli saham blue chip adalah harga saham yang cenderung stabil, serta mudah untuk diperdagangkan di pasar modal. Jadi, saham BBRI memang layak untuk dikoleksi oleh para investor pemula, khususnya generasi milenial yang baru mulai terjun berinvestasi di pasar modal (saham).
Saham BRI Masih Layak Dikoleksi bagi Milenial?
Setelah kamu melihat tingkat pengembalian dari saham BRI selama 10 tahun terakhir (23 Januari 2009 – 23 Januari 2019), yang telah diberikan pada poin sebelumnya, pasti akan timbul sebuah anggapan. Itu kan dulu, dan bagaimana dengan prospek harga saham BRI saat ini?
Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI kembali menorehkan penguatan mencapai level tertinggi baru, meskipun di awal perdagangan dibuka melemah.
Berdasarkan data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBRI bergerak menguat Rp100 (1,82%) menjadi Rp5.600 per penutupan pasar pada 24 Mei 2023. Penguatan tersebut sejalan dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI dan sejumlah saham sektor perbankan.
Meski harga saham BBRI sudah mencapai level tertinggi baru, sejumlah sekuritas masih memberikan rekomendasi beli saham bank pelat merah ini. Target harga berada dalam rentang Rp 5.800-6.000.
Dilansir dari Investor.id, NH Korindo Sekuritas Indonesia tetap mempertahankan rekomendasi beli saham BBRI dengan target harga Rp 6.000. NH Korindo menyebutkan bahwa target harga tersebut mencerminkan proyeksi P/BV sebesar 2,8 kali untuk tahun 2023. PBV BBRI saat ini masih di bawah historis dalam lima tahun terakhir dengan rata-rata 2,5 kali.
Penyelarasan waktu penyelesaian dengan bursa dunia
Berbagai bursa dari kawasan Eropa, Asia Pasifik, Australia, New Zealand, Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Kanada sudah menerapkan Siklus Penyelesaian T+2. Bursa-bursa lain juga telah mengumumkan rencana untuk mempercepat Siklus Penyelesaian mereka.
Manajer investasi
Manajer investasi adalah lembaga keuangan profesional yang memiliki izin khusus dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengelola dana nasabah dalam berbagai instrumen investasi, dengan tujuan memperoleh keuntungan bagi Investor yang sudah mempercayakan dananya kepada mereka.
Pasar modal adalah tempat bertemunya investor dan emiten (badan usaha yang membutuhkan modal). Di mana, pasar modal bertujuan sebagai fasilitator kegiatan jual beli investasi. Umumnya, pasar modal memperdagangkan instrumen investasi jangka panjang seperti saham, obligasi, reksadana dan lainnya.